Selasa, 14 Januari 2014

sanggar persahabatan

Terik matahari yang menembus kaca jendela dan suara dentuman dari lonceng milik pak Imam membangunkan Shila dari tidur panjangnya pada pelajaran kesenian lagi. Shila tersentak dan dengan respect menguap . Shila sangat benci pada bunyi lonceng, bunyi lonceng pada tidurnya menyebabkan mimpinya berakhir namun ia juga benci karena berarti itu adalah tanda bahwa ia ketahuan tidur lagi, pak Imam lagi-lagi memergokinya pak Imam tersenyum namun ia tersenyum dengan pandangan bersabar “ini sudah yang sekian kalinya Shila !,apa dirimu sangat membenci bapak atau kau merasa tertekan dengan pelajaran ini ? apakah kau akan berkata untuk tidak memberitahu alasannya lagi?” tanya pak Imam dengan nada yang marah namun tetap lembut . “sepertinya aku akan menjawab itu lagi kali ini pak . “ jawab Shila santai namun tetap dengan muka polosnya . seketika gelak tawa menyelimuti kelas 81 yang notabene adalah kelas Shila. “Shila ruangan BK sepulang sekolah “ jelas pak Imam dengan nada tinggi saat ia mendengar bel istirahat berbunyi.
            Shila seorang siswa pindahan dari Jakarta , dengan kepribadiannya yang ramah dan tomboy membuat nya lebih cepat dikenal di sekolah barunya ini yaitu SMPN 1 kota Bengkulu, dia bukan anak yang tidak sopan , sebenarnya namun entah mengapa hatinya menyuruhnya untuk tidak menyukai pelajaran kesenian , saat pengambilan nilai kesenian nilainya juga rendah . Shila juga seorang anak yatim piatu dengan beasiswa penuh dari pemerintah hingga ia kuliah ,hebat memang , siapa sangka seorang anak tanpa orang tua seperti Shila bisa menjamin hidupnya sendiri, Shila adalah seorang atlit beladiri taeckwondo dan beberapa cabang atletik,tapi ia sebenarnya tidak bisa berenang.
            Di ruang BK pak Tony selaku guru BK SMPN 1 mulai berbincang-bincang dengan Shila , ya sepertinya Shila memang mudah akrab dengan orang lain. “bapak harap kamu menjawab pertanyaan yang bapak berikan dengan jujur” harap pak Tony, “aku tidak bisa menjaminnya” jawab Shila tenang “tertidur dan ketahuan saat pelajaran kesenian 3 kali,membolos 2 kali,selalu mendapat nilai ujian yang pas-pasan dan sangat sering bersenandung, Shila, sebenarnya apa masalahmu dengan pelajarn kesenian? “ tanya pak Tony , “ hmm, tidak ada aku hanyasangat bosan dan juga sedang itdak berkonsentrasi jadi aku tertidur” jawab Shila “Shila.. Shila.. bisakah dirimu sekali saja tidak berbohong pada guru BK? kau sudah berapa kali masuk ruangan ini ? apakah kau berpikir bahwa bapak akan tertipu lagi dengan gurauan mu?” jawab pak Tony “ya..ya itu semua berawal saat aku tahu kejadian yang menyebabkan orang tuaku meninggal , mereka meninggal disaat perjalan mereka di yogyakarta,mereka menuju sebuah gedung kesenian di kota tersebut untuk sebuah pertunjukkan seni” pak Tony memebenarkan posisi duduknya dan mencoba menelaah apa yang Shila katakan ,”lalu?”  tanya pak Tony tidak mengerti , “ entah , aku merasa diriku menganggap seni adalah penyebab orang tuaku meninggal, aku berusaha untuk menepis pikiran bodoh itu tapi aku nyatanya tetap berpikir begitu,pasti saja setiap pelajaran kesenian aku merasa seperti tertekan jadi aku akhirnya tertidur” jelas Shila panjang lebardan diakhiri dengan sedikit gurauan. “lalu bagaimana masalahmu tentang nilai matematikamu ?” tanya pak Tony lagi. “hmm,aku sudah mengerjakannya tapi aku tetap tidak bisa ,aku sudah berusaha dengan sangat keras,aku merasa aku tidak bisa dasarnya jadi pada bab selanjutnya aku malah makin tidak mengerti” jelas Shila kembali. “ hm..seperti itu ,apakah kamu ingin rekomendasi dari bapak?” tanya pak Tony , “ Ya” tanpa pikir panjang Shila langsung mengiyakan usul pak Tony .
            Sepulang sekolah Shila mencari Riki, ya Riki adalah rekomendasi pak Tony , Riki seorang jenius matematika, ketua OSIS di SMPN 1 dan seorang konselor andalan pak Tony . Riki adalah anak-kebanggaan-pak-Tony. Shila terus menelusuri lorong menuju kelas 9 yang memisahkan antara kelas 8 dan kelas 9,sepertinya baru Shila lah yang berani menulusuri lorong itu. Ditengah perjalanan Shila dicegat oleh sekumpulan anak perempuan kelas 9. ‘siapa kau? beraninya kau memasuki wilayah kelas 9,apakah kau anak kelas 8? sepertinya kau anak pindahan. tanya salah seorang dari mereka yang sepertinya pemimpin dari sekumpulan tadi. ya Intan namanya , Shila membaca sekilas nametag dari kakak kelasnya tersebut. “maaf kak , aku hanya sedang mencari seseorang.” jawab Shila dengan tenang.”siapa ? bagas kah? kau tidak boleh bertemu dengan bagas. “ jelas kakak kelas tadi dengan nada sarkastik. “memangnya kenapa memangnya kau siapaku melarang orang lain bertemu denganku. “ tanya Bagas , siapa sangka sekumpulan perempuan yang mencegat Shila tadi langsung menepi dan menundukkan kepalanya.
             Bagas , seorang kapten tim basket dan juga pinru pramuka SMPN 1 orangnya religius dan juga pintar pada semua mata pelajaran. Bagas lalu menarik tangan Shila dan membawanya keluar dari lorong tersebut .” untuk apa lewat lorong itu,bukankah ada jalan lain? tanya Bagas tanpa memperkenalkan dirinya dulu, “ kak Bagas? aku mencari kak Riki apakah kakak tau?” tanya Shila , “ ya , aku tahu 91,kelas paling pojok , itu kelasku juga,dari logatmu sepertinya kau bukan orang asli Bengkulu.” jelas Bagas . “ ya kak , aku pindahan dari Jakarta , terima kasih atas informasinya” jawab Shila, tidak seperti dugaan Shila ternyata Bagas malah membawanya menemui Riki, setelah Shila bertemu dengan Riki ia langsung memberikan surat dari pak Tony kepada Riki, Riki mengambil surat tersebut dan membacanya, Riki tersenyum “ jam 4 datanglah kerumahku,ini alamatnya,dan tolong katakan ke pak Tony atas ucapan terima kasihku” ujar Riki sambil tersenyum dan memberikan alamat rumahnya.
            Sepulang sekolah Sheila pergi kerumah Riki untuk belajar bersama seperti yang disuruh oleh pak Tony sebelumnya,tidak seperti yang Shila kira ternyata Rikiadalah seorang anak darah biru,namun Shila heran karena dirumah Riki hanya ada Riki dan pembantunya,tidak ada orang lain Shila hanya berpikir bahwa orang tua Riki sedang bekerja , merekapun mulai memulai belajar bersama mereka. tidak lama dari mereka belajar bersama ternyata dari balkon rumah Riki terlihat orang yang membawa arak-arakkan tabot, ya rumah Riki memang ada disekitar jalan Prof. Dr. Hazairin , Riki mengajak Shila untuk pergi melihatnya untuk melihatnya, ini pertama kalinya Shila melihat arak-arakkan Tabot,Shila merasa sangat kagum, Riki berkata ia sangat menyukai Tabot,ia juga sangat mencintai kebudayaan Bengkulu,Shila hanya mengolok Riki , “ indahkan ? itulah mengapa aku sangat mencintai kebudayaan bengkulu, kau tahu bahkan aku adalah seorang ketua sanggar di kota Bengkulu dan Bagas adalah wakilku “ jelas Riki “lalu kenapa,lagian mana mungkin orang seperti kakak mencintai kebudayaan .” olok Shila “yasudah kalau kau tidak percaya besok aku akan mengajakmu untuk datang ke sanggar tempat aku biasanya berlatih” ajak Riki .’pegang janjimu kak “ jelas Shila.
                Sepulang sekolah Riki menghampiri Shila di depan kelasnya bersama Bagas, “ayo kita ke sanggar “ ajak Riki saat Shila baru saja keluar dari kelasnya, “apakah kita tidak belajar matematika hari ini?’ tanya Shila “nanti setelah kita ke sanggar , bukannya nilai keseniannmu juga sangat buruk? ajak Riki dan dilanjutkan dengan anggukkan Bagas.
            Disanggar Bagas dan Riki mulai menari mengikuti alunan musik bersama dengan anak sanggar lainnya, sedangkan Shila hanya diam saja,sekarang ia berada di sebuah sanggar namun ia tidak merasa tertekan sedikit pun,ia malah merasa sangat senang melihat banyak anak sanggar yang menari berbagai macam tari seperti tari tabot, tari persembahan dan juga ia sangat senang melihat anak sanggar putra menabuh alat drum yang sangat besar. Bagas dan Riki beristirahat , “kak benda besar seperti drum itu apa namanya?” tanya Shila penasaran “itu Doll “ jawab Riki “apakah kau mau mencoba memainkannya?’ tanya Bagas , “Ya! “ jawab Shila semangat . Riki mempraktekkan cara menabuh Doll , Shila sangat senang melihatnya iapun mencoba menabuhnya dan ia ternyata bisa, Riki dan Bgas sangat kagum dengan cara Shila menabuh Doll. “ apakah kau pernah memainkannya sebelumnya?” tanya Bagas , “tidak,aku juga aneh mengapa aku bisa memainkannya “ jawab Shila masih dengan ekspresi senangnya. “hmm,kalau begitu bagaimana kalau kita bertiga bermain bersama?”tanya Riki dan disetujui oleh Bagas dan Shila. Riki tidak menyangka permainan mereka bertiga sangat bagus.
            Riki diam-diam mendaftarkan Ia,Bagas dan Shila dalam satu kelompok untuk mengikuti lomba menabuh Doll saat Perayaan Tabot. Riki tanpa memberitahukan ke Shila tentang perlombaan tersebut mengajak Shila untuk kesanggar setiap 3 hari sekali. alhasil saat 2 hari sebelum perlombaan mereka sudah siap, tidak seperti yang Shila , Riki dan Bagas kira mereka ternyata mendapat juara pertama, Shila merasa sangat bahagia , dan Riki pun juga sangat bahagia melihat Shila bahagia karena dirinya.
            Ternyata diam-diam Riki menyukai Shila,Riki pun memberitahu perasaannya kepada Bagas, tidak seperti yang Riki sangka ternyata Bagas juga menyukai Shila, Riki bingung. akhirnya mereka berdua memutuskan untuk mendengar pernyataan siapa yang bisa membuat Shila lebih dulu sukai, mereka berdua mengajak Shila untuk menemui mereka berdua namun secara terpisah pada waktu yang bersamaan, Riki mengajak Shila untuk bertemu dengannya di sanggar sedangkan Bagas mengajak Shila untuk bertemu dengannya di Pantai Panjang.

            Shila memutuskan untuk ke sanggar terlebih dahulu, Riki mengungkapkan perasaannya kepada Shila,namun entah mengapa Shila malah menelpon Bagas,dan menyuruh Bagas untuk datang ke sanggar juga. “sebenarnya apa yang ia pikirkan?” tanya Riki dalam hati.Bagas pun datang, “kak aku sebenarnya juga menyukai salah satu dari kalian,namun aku bingun ketika kalin berdua menyatakan perasaan kalian pada waktu yang bersamaan kepadaku.” jelas Shila. Bagas dan Riki masih bingung merekapun hanya diam,” aku menyukai kak Riki , tetapi aku tidak ingin kita bertiga menjadi tidak dekat lagi,persahabatan kita indah kak,aku tidak akan membiarkan persahabatan kita hancur hanya karena maslah ini jadi aku harap kita bisa bersahabat seperti dulu lagi,aku tidak menolak siapapun dan aku tidak menerima siapa jadi aku akan membiarkan waktu yang menjawab perasaan hatiku saja “ jelas Shila. sejak kejadian tersebut mereka tetap menjadi sahabat sampai waktu yang lama. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar